A.
HUBUNGAN TANAH DAN TANAMAN
1.
TANAH SEBAGAI MEDIA TANAM
Soil is the medium wich supports the growth of plants. It provides
mechanical supports, the water and oxygen supply to plant roots as well as the
plant nutrients.”
“Soil is one of the most important national resources of any
country. The soil not only grows a variety of food and fodder crops required
for men and animals but also produces raw materials for various agro-industries
viz., sugar and starch factories, textile mills, canning and food processing
units”
“Soil is a habitat for plant growth bears certain physical,
chemical and biological properties, which determined degree of workability,
suitability to the specific crop varieties, physical and chemical capacities as
well as productivity. The physical capacities of a soil are influenced by the
size, proportion, and arrangement on mineral composition of the soil particles.
The physical and biological properties of soil need careful studies because
soil is a natural medium for the plant growth and gives mechanical support to
plant.”
Pertanian
–> interaksi : manusia – tanaman – tanah (lingkungan)
Tanaman
–> proses: hidup – tumbuh – berkembang
Indonesia
negara agraris –> sebagian penduduk menjadi petani atau buruh tani.
Kepemilikan lahan sempit.
Iklim
tropika –> CH tinggi, kelembaban tingggi, temperatur hangat sepanjang tahun
maka perkembangan tanah intensif.
- Tanah kurang subur : tanah mineral masam, gambut.
- Tanah dekat volkan tetap subur (ada tambahan material baru).
2.
BENTUK
HARA DALAM TANAH
Jika tanah digambarkan selaku sistem, maka
dapat dipilahkan adanya komponen masukan dan komponen keluaran. Di dalam tanah
unsur hara memiliki berbagai bentuk dan kelincahan untuk bergerak. Hara dapat
mengalami alih rupa dan alih tempat.
Sumber
hara dalam tanah
- Perombakan bahan organik tanah.
- Pelapukan mineral tanah.
- Pemupukan.
- Pembenah organik: rabuk, kompos, biosolid.
- Penambatan N : legum.
- Batuan: batuan fosfat, greensand.
- Buangan industri: kapur, gipsum.
- Pengendapan udara: N, S.
- Pengendapan air: sedimen, erosi, banjir.
Pangkalan
hara (nutrient pool)
Tanpa
melihat darimana asalnya, semua hara akan mengelompok dalam pangkalan yang
tertentu. Unsur hara berinteraksi dengan sifat fisik, kimia dan biologi tanah,
kemudian diserap tanaman atau berpindah antar pangkalan hara dalam tanah.
Pangkalan hara dalam tanah adalah:
- Larutan tanah: bentuk hara terlarut dalam lengas tanah dan sifatnya tersedia segera untuk diserap oleh akar bagi tanaman.
- Bahan organik: selalu mengalami proses perombakan dan oleh karena itu akan melepaskan hara.
- Organisme tanah: hara diambil untuk metabolisme atau menjadi komponen penyusun tubuhnya, sehingga mengalami imobilisasi sementara.
- Mineral tanah: hara yang berada dalam pangkalan ini memeiliki sifat antara cukup terlarut sampai sedikit terlarut.
- Permukaan jerapan: hara dipegang permukaan tanah oleh berbagai mekanisme, berkisar antara cepat tersedia sampai sangat lambat tersedia.
- Pertukaran kation: tipe yang sangat penting dari jerapan permukaan tanah.
3.
KUALITAS
DAN INTENSITAS HARA
Pengertian
daya sangga (buffering capacity) adalah:
- kemampuan tanah untuk mempertahankan kadar hara dalam larutan tanah, atau
- kapasitas fasa padatan untuk mengisi kembali (replenishment) hara dalam larutan yang diserap oleh akar tanaman.
Kebanyakan
uji tanah dirancang untuk mengukur kapasitas (daya sangga) tersebut.
Hubungan
kuantitas dan intensitas hara dinyatakan sebagai:
BC
= ΔQ/ΔI
ΔQ
= faktor kuantitas (kapasitas), meliputi ion yang terjerap dan mineral yang
melarutkan secara cepat untuk memasok hara diatas kebutuhan satu musim tanam.
ΔI
= faktor intensitas, perubahan konsentrasi hara dalam larutan.
Penyerapan
oleh tanaman –> ΔI (menurunkan konsentrasi dalam larutan).
ΔQ
yang tinggi menjaga konsentrasi hara dalam larutan, ΔI neto menjadi
kecil.
ΔQ
rendah tidak mampu menjaga konsentrasi hara dalam larutan, ΔI neto
menjadi besar.
4.
GERAKAN HARA DALAM TANAH
Ion
di dalam tanah tanah akan bergerak menuju permukaan akar dengan mekanisme
berikut: root interception, mass flow atau diffusion.
Pemasokan
dan pengangkutan hara:
- intersepsi akar semata-mata berkaitan dengan pemasokan hara (solely a supply mechanism).
- aliran massa dan difusi merupakan pemasokan dan pengangkutan hara (mechanisms of supply and transport).
- memahami bagaimana hara bergerak, sangat penting untuk memahami dampaknya bagi lingkungan, juga dalam penyerapan hara.
Intersepsi
akar
Akar
tumbuh menembus tanah, bersinggungan dengan permukaan partikel tanah, permukaan
akar bersinggungan dengan ion hara yang terjerap, kemudian terjadi pertukaran
secara langsung (contact exchange). Meskipun angkanya kecil, tetapi
sumbangannya penting agar hara mencapai akar. Hal ini nampak jelas terutama
bagi hara dengan kadar tinggi dalam tanah misalnya Ca dan Mg, atau hara yang
dibutuhkan dalam jumlah kecil bagi tanaman seperti Zn dan Mn dan hara mikro
lainnya.
Intersepsi
dipengaruhi oleh semua yang mempengaruhi pertumbuhan akar: tanah yang kering,
tanah mampat, pH tanah yang rendah, keracunan Al dan Mn, kekahatan hara,
kegaraman, aerasi buruk, penyakit akar, serangga, nematoda, temperatur sangat
tinggi atau sangat rendah. Pertumbuhan tanaman berpengaruh paling besar
terhadap proses intersepsi, meskipun juga berpengaruh terhadap dua mekanisme
lainnya.
Hara
yang masuk melalui intersepsi tergantung pada kadar hara dalam
tanah, volume tanah yang dijelajahi akar, akar menempati 1 – 2% volume
tanah, pada permukaan tanah akar lebih rapat.
Proses
intersepsi atau pertukaran langsung dapat digambarkan sebagai berikut:
- [rambut akar] H+ dengan K+ [lempung/BO]
- pertukaran => => =>
- [rambut akar] K+ dengan H+ [lempung/BO]
Hal
ini terjadi karena akar juga memiliki KPK yang berumber dari gugus karboksil
(seperti dalam bahan organik): COOH <–> COO- + H+.
Besarnya kpk akar pada monokotil 10 – 30 meq/100 g dengan sifat kation
monovalen lebih cepat diserap, sedangkan akar dikotil memiliki KPK 40 – 100
meq/100 g dengan sifat kation divalen lebih cepat diserap.
Aliran
masa (mass flow)
Hara
terlarut terbawa bersama aliran air menuju akar tanaman, aliran air dipengaruhi
oleh transpirasi, evaporasi dan perkolasi. Jumlahnya proporsional dengan laju
aliran (volume air yang ditranspirasikan) dan kadar hara dalam larutan tanah.
Aliran
masa memasok hampir seluruh hara mobil yang diperlukan tanaman yaitu: NO3-,
SO42-, Cl-, and H3BO3. Seringkali
memasok hara Ca dan Mg yang berlebihan. Dengan demikian dapat memenuhi
kebutuhan Cu, Mn, and Mo, serta memenuhi sebagian kebutuhan Fe and Zn.
Faktor
yang mempengaruhi aliran masa adalah :
- kadar lengas tanah: tanah yang kering tidak ada gerakan hara,
- temperatur: temperatur yang rendah mengurangi transpirasi dan evaporasi,
- ukuran sistem perakaran: mempengaruhi serapan air.
Pengaruh
kerapatan akar terhadap pasokan hara oleh aliran masa lebih ringan dibanding
terhadap intersepsi akar dan difusi.
Difusi
(diffusion)
Ion
bergerak dari wilayah yang memiliki kadar hara tinggi ke wilayah yang lebih
rendah kadar haranya. Akar menyerap hara dari larutan tanah. Kadar hara di
permukaan akar lebih rendah dibandingkan kadar hara tersebut larutan
tanah di sekitar akar. Ion bergerak menuju permukaan akar. Mekanisme ini sangat
penting bagi hara yang berinteraksi kuat dengan tanah. Terutama untuk memasok
hara P dan K, juga hara mikro Fe dan Zn.
Laju
difusi proporsional dengan gradien konsentrasi, koefisien difusi dan wilayah
yang tersedia untuk terjadinya difusi. Persamaan difusi “Hukum Fick”:
dC/dt
= De. A.dC/dX
dC/dt
= laju difusi (perubahan konsentrasi antar waktu)
De
= koefisien disfusi efektif
A =
luas penampang difusi
dC/dX
= gradien konsentrasi (perubahan konsentrasi antar jarak)
Koefisien
difusi efektif (effective diffusion coefficient)
De=Dw.Θ(1/T).(1/b)
Dw=
koefisien difusi dalam air
Θ =
kadar air tanah volumetric
T
= faktor kelikuan (tortuosity)
b
= daya sangga tanah (soil buffering capacity)
Koefisien difusi dalam air dipengaruhi
temperatur, jika dingin difusi lebih lambat. Kadar air tanah, jika kering
difusi lebih lambat, kurang air, wilayah yang dilewati difusi lebih sempit.
Kelikuan (tortuosity), jalur dalam tanah tidak lurus, tetapi melalui
sekeliling partikel tanah yaitu lapisan air yang sangat tipis. Hal ini
dipengaruhi oleh tekstur tanah dan kadar airnya. Jika lebih banyak lempung maka
jalur difusi lebih panjang. Lapisan air lebih tipis, jalur difusi lebih
panjang. Daya sangga tanah (buffering capacity): hara dapat diambil
melalui jerapan tanah selama bergerak tersebut, hal ini akan menurunkan laju
difusi.
Jarak
difusi hara sangatlah pendek yaitu: K ~ 0,2 cm, sedangkan P ~ 0,02 cm.
Ukuran dan kerapatan akar sangat mempengaruhi pasokan hara oleh mekanisme
difusi. Hal ini harus menjadi pertimbangan dalam penempatan pupuk.
5. MEKANISME PENYERAPAN HARA
Kebanyakan unsur diserap akar tanaman dalam
bentuk an organik. Setelah mencapai akar, ion hara diangkut sampai ke bagian
daun melalui serangkaian tahapan, yaitu penyerapan pasif (passive root
uptake), penyerapan aktif (active root uptake), alih tempat (translocation).
Struktur
akar
Ion
harus bergerak melewati atau mengelilingi sejumlah lapisan jaringan akar.
- epidermis = lapisan terluar dari sel
- korteks = sel besar ukuran tidak beraturan dengan ruang antara sel diantara mereka
- endodermis = lapisan sel dengan suberin band, casparian strip, menjadi penghalang gerakan ion masuk ke stele.
- stele = mengandung pembuluh xylem yang mengangkut air dan ion menuju batang.
Gerakan
pasif
- Difusi dan pertukaran ion
- epidermis –> menembus kortek –> ke endodermis
- Apoplast (apparent free space)
- ruang di antara sel (extracellular within and between cell walls)
- KPK akar ada pada dinding sel
Gerakan
aktif
- Harus menembus membran sel
- Symplast: Intracellular interconnected cytoplasmic pathway between cells
- pengangkutan aktif melewati membran
- pengambilan unsur hara secara selektif
Pengambilan
ion secara aktif
- diperlukan energi untuk melewati membran sel
- konsentrasi di dalam sel lebih besar dibanding di luar sel
- gerakan untuk mengatasi gradien elektrokimia
- energi berasal dari metabolisme sel
Ion
carriers
- pengangkutan melewati membran dijembatani oleh karier
- karier berada di dalam membran
- mengikat ion di bagian luar dari batas –> bergerak melewati membran –> melepas ion ke dalam sitoplasma
- karier bersifat selektif, masing-masing ion punya karier tersendiri
Pengangkutan
aktif (active transport)
Memungkinkan
tanaman memilih hara yang masuk ke akar, menjaga netralitas muatan di dalam sel
akar, akar melepas H+ and OH- . Pengambilan kation:
melepas H+, pengambilan anion: melepas OH- . Pengambilan
kation umumnya >> dibanding pengambilan anion sehingga pH risosfer turun.
Memungkinkan
tanaman menimbun hara esensial, tanaman memiliki kemampuan yang berbeda dalam
menimbun hara pada tanah yang memilik kadar hara yang rendah. Sifat genetik
mempengaruhi pengambilan hara, alih tempat, pertumbuhan akar, metabolisme akar,
lingkungan risosofer.
Rhizosphere
(rhizo = akar)
Wilayah
tanah yang bersinggungan langsung dengan akar, jaraknya 1-4 mm. Tempat kegiatan
mikrobia: eksudat organik dari akar merupakan cadangan makanan. Suasana pH
risosfer dan aktivitas mikrobia mempengaruhi ketersediaan hara melalui proses
pelarutan dan khelasi, pH lebih rendah dan adanya asam organik meningkatkan
kelarutan. Akar dan mikrobia di risosfer dapat menghasilkan khelat, akar dan
aktivitas mikrobia juga mampu menurunkan redoks potensial sehingga meningkatkan
ketersediaan hara.
Akar
tanaman tidak terlihat karena tersembunyi dalam tanah dan sukar untuk diteliti,
sehingga sering diabaikan. Sifatnya tidaklah pasif, tetapi aktif mengangkut
hara dan mengambil secara selektif dengan mengubah suasana tanah di sekitarnya
sehingga meningkatkan ketersediaan hara tersebut.
6. FAKTOR
PENENTU PERTUMBUHAN
Setiap
syarat tumbuh dapat membatasi hasil. Aturan minimum dari Liebig berlaku unsur
hara, tetapi dapat pula diterapkan bagi syarat tumbuh yang lainnya. Pertumbuhan
tanaman dibatasi oleh keberadaan hara yang paling terbatas jumlahnya, tanpa
memperhatikan besarnya sediaan hara yang lainnya. Tugas petani adalah mengidentifikasi
semua faktor pembatas hasil, dan menghilangkan atau meminimalkannya sehingga
usahanya menguntungkan.
Faktor
penentu pertumbuhan tanaman dapat dipilahkan menjadi 2 bagian yaitu:
Genetik (dakhili=internal) dan Lingkungan (khariji=eksternal).
Faktor
Genetik
Perbaikan
genetik dengan munculnya hibrida, varitas atau galur telah menunjukkan adanya
peningkatan hasil panen pada tanaman jagung, gandum atau komoditas lainnya.
Tabel.
Hasil panen jagung di USA pada tahun 1971-1973
Hibrida
tahun
|
Panen
buruk (kg/ha)
|
Panen
baik (kg/ha)
|
1930
|
3.709
|
6.538
|
1940
|
4.464
|
7.544
|
1950
|
4.778
|
7.670
|
1960
|
4.902
|
8.550
|
1970
|
5.972
|
8.990
|
Tabel.
Hasil panen gandum berbagai varitas
Varitas
|
Panen
(kg/ha)
|
1926
(Marquis)
|
2.028
|
1935
(Thatcher)
|
2.230
|
1958
(Lee)
|
2.425
|
1967
(Chris)
|
2.735
|
1971
(Era)
|
3.623
|
Tanaman
dengan hasil panen tinggi (high yielding) mengambil hara lebih banyak
dibandingkan tanaman biasa. Tanaman demikian bersifat menguras hara. Jika
ditanam pada tanah yang memiliki ketersediaan hara terbatas, maka hasil panen
akan lebih rendah dibandingkan tanaman biasa.
Pada
masa lampau dilakukan pemilihan varitas tanaman untuk berbagai tingkat
kesuburan tanah yang berbeda. Sekarang hal tersebut tidak dikerjakan lagi,
karena pada tanah yang tidak subur dapat ditambahkan pupuk. Meski
demikian tetap dilakukan upaya pemilihan tanaman misalnya: tahan terhadap pH
rendah atau keracunan Al, atau terhadap kondisi garaman, atau tahan terhadap
kekeringan.
Faktor
lingkungan
“Environment
is defined as the aggregate of all the external conditions and influences
affecting the life and development of the organism.”
Yang
termasuk dalam faktor lingkungan adalah : Temperatur, Lengas, Sinar matahari,
Susunan udara, Struktur tanah, Reaksi tanah, Biotik, Penyediaan hara dan
Senyawa penghambat pertumbuhan.
- Temperatur: Temperatur merupakan ukuran intentitas panas. Kisaran temperatur secara umum untuk makluk hidup: -35 0C – +75 0C; Tanaman pertanian : 25 – 40 0C. Temperatur ini mempengaruhi: fotosintesis, respirasi, permeabilitas dinding sel, penyerapan air dan hara, transpirasi, aktivitas ensim dan koagulasi protein.
- Lengas tanah : kadarnya dalam tanah sangat bervariasi: Jenuh air (saturated)– kapasitas lapangan (field capacity) – layu permanen (wilting point). Fungsi lengas antara lain sebagai : pelarut, media transportasi, bahan dasar H2O.
- Sinar matahari: aspek yang terkait dengan pertumbuhan adalah: proses fotosintesis, lama penyinaran dan periode tumbuh.
- Udara: diperlukan untuk respirasi dan sebagai bahan dasar CO2 dalam proses fotosintesis.
- Struktur tanah : mempengaruhi ruang tumbuh akar dan imbangan udara-lengas.
- Reaksi tanah: berkaitan dengan ketersediaan hara, unsur meracun dan kehidupan mikrobia.
- Biotik: antagonisme atau sinergisme, jasad pengganggu: hama, penyakit, gulma
- Penyediaan hara: mineral, tekstur, struktur, pH, bahan organik tanah, pemupukan, pengolahan tanah. Perakaran tanaman dapat dangkal, dalam, atau menyebar.
- Senyawa penghambat pertumbuhan: adanya limbah atau bahan beracun.
7. KURVA PERTUMBUHAN TANAMAN
1.
Growth Response Curves Liebig (c. 1860, German) (linear)
Y
= mX + b, where: Y =
yield; m = slope – i.e. rate of yield increase, a function of the environment
and nutrient; X = amount of nutrient added; b = minimum yield, one would get
this yield with no nutrient additions.
2.
Mitscherlich (c. 1910, German) (Law of Diminishing Returns)
(1)
dy/dx
= (A-Y)C. if integrate equation (1), then get (2) log (A-Y) =
log(A) – cX, where:
A
= maximum possible yield (theoretical); Y = actual yield.
dy/dx
= slope – i.e. rate of yield increase, a function of the environment, the
nutrient, and amount of nutrient already present. This value gets smaller as
nutrient amount increases.
x
= amount of nutrient added; c = constant.
3. Bray (c. 1920, U. Illinois) (soil
interactions)
Started
with Mitscherlich’s basic equation, developed: log (A-Y) = log(A) – c1B – cX, where:
A = maximum possible yield (theoretical); Y = actual yield.
dy/dx
= slope – i.e. rate of yield increase. It is a function of the environment, the
nutrient, and amount of nutrient already present. This value gets
smaller as nutrient amount increases.
10.
X = amount of nutrient added; c1 =
constant that is for B; c = constant.
11.
B = value explaining behavior of
‘immobile’ nutrients (e.g. K, P, Ca, Mg). The c1B term takes into account the
reality that nutrients interact with soil and not all nutrients behave
identically.
4.
Baule (c. 1920, German mathematician, worked with Mitscherlich) (nutrient
interactions)
Baule
developed idea of “half-way points.” Using the identical relationship as
Mitscherlich,
Baule
concluded that: Y = A – A(1/2) # Baule Units, where:
A
= maximum possible yield (theoretical); Y = actual yield.
Baule
Unit= the amount of nutrient that when added results in moving Y (yield)
one-half way closer to A (maximum possible yield).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar