DAFTAR
ISI
Halaman
Kata
pengantar ....................................................................................... 2
Pendahuluan
............................................................................................ 3
Penggolongan
gulma
............................................................................... 7
Reproduksi
dan penyebaran gulma .......................................................... 17
Perkecambahan
dan penguasaan ruang ................................................... 23
Taksonomi
dan identifikasi gulma .......................................................... 27
Dasar
teori dan metode ............................................................................ 31
Gulma
invasive
....................................................................................... 34
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang
memberikan kesehatan dan keselamatan kepada tim penulis sehingga dapat
menyelesaikan tugas resum mata kuliah ilmu gulma ini.
Penulis
mengucapkan terima kasih kepada Sebagai dosen pembimbing dalam mata kuliah Ilmu Gulma ini.
Kepada seluruh rekan – rekan yang banyak membantu tim penulis di dalam
menyelesaikan tugas ini, penulis mengucapkan terima kasih semoga Allah membalas
semuanya dan di beri kemudahan untuk masa depan nanti.
Akhirnya, penulis sangat mengharapkan agar
tugas ini bermanfaat bagi kita semua baik masa kini maupun masa yang akan
datang. Amin.
Pekanbaru,
30 Oktober 2013
Penulis
1. PENDAHULUAN
Di
Indonesia gulma merupakan makhluk hidup berhijau daun yang dapat menurunkan
kualitas dari tanaman yang di budidayakan oleh semua petani. Beberapa cara
pengendalian gulma telah dilakukan agar gulma tidak menurunkan produksi.
Latar Belakang masalah
Didalam komoditas suatu tanaman selalu ada persaingan dalam penyerapan makanan yang terjadi. Terutama persaingan antara tanaman yang dibudidayakan dan gulma yang memperebutkan unsure hara. Dalam kesempatan kali ini akan dibahas mengenai gulma dan macam-macamnya serta cara pengendaliannya.
Tujuan
Tujuan
dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
·
Memahami pengertian gulma
·
Memahami penggolongan gulma
·
Memahami reproduksi dan penyebaran gulma
·
Memahami perkecambahan dan penguasaan
ruang
·
Mengetahui Taksonomi dan identifikasi
gulma
·
Mengetahui dasar teori dan metode
·
Mengetahui gulma invasive
Pengertian Gulma
Gulma didefinisikan sebagai kelompok jenis tumbuhan yang
hidupnya atau tumbuhnya tidak dikehendaki oleh manusia karena dianggap
mengganggu dan bisa merugikan hasil tanaman yang dibudidayakan bersifat
kuantitatif (kerugian dalam bentuk jumlah atau dapat diwujudkan dengan angka)
dan bersifat kualitatif (kerugian dalam bentuk kualitas hasil pertanian yang
tidak dapat diwujudkan dengan angka). Gulma juga dapat diartikan sebagai
Tumbuhan Pengganggu Tanaman Budidaya.
Beberapa tanggapan mengenai definisi gulma ada beberapa
pendapat yakni :
·
Tumbuhan yang salah tempat.
·
Tumbuhan yang tidak diinginkan.
·
Tumbuhan yang tidak dikehendaki.
·
Tumbuhan yang tidak diusahakan.
·
Tumbuhan yang merugikan.
·
Tumbuhan tidak sedap dipandang mata.
·
Tumbuhan yang mempunyai nilai negatif
yang lebih besar
·
daripada nilai positifnya.
·
Tumbuhan yang belum diketahui
manfaatnya.
Secara definisi teknis dapat
diartikan bahwa :
•
Gulma
adalah suatu bentuk vegetasi khusus yang sangat berhasil dalam lingkungan
pertanian, dan secara lebih umum, gulma adalah tumbuhan yang amat sangat
berhasil dalam lingkungan yang diganggu oleh manusia.
•
Dalam
pengertian ekologis, gulma adalah perintis suksesi sekunder, dalam hal ini
lahan budidaya bergulma merupakan kasus khusus. Suksesi – merupakan
proses perubahan antar waktu dalam hal komposisi spesies dari suatu komunitas
tumbuhan.
•
WSSA
(Weed Science Society of America): Gulma didefinisikan sebagai “tumbuhan
yang bersifat kompetitif, bandel, dan merusak, dan oleh karena itu tidak
dikehendaki karena mengganggu kegiatan dan kepentingan manusia”
Gulma: tumbuhan yang mampu
beradaptasi (liar atau sengaja ditanam) dan menyebabkan gangguan pada
pertanaman secara langsung atau tidak langsung terhadap tanaman dan aktivitas
manusia dalam pengelolaan tanaman
Karakteristik Gulma meliputi :
pertumbuhannya cepat, mempunyai daya saing yang kuat
dalam memperebutkan faktor-faktor kebutuhan
hidupnya, mempunyai toleransi yang besar terhadap kondisi lingkungan yang ekstrem, mempunyai
daya berkembang biak yang besar secara vegetatif
dan atau generatif, alat
perkembangbiakannya mudah tersebar melalui
angin, air, maupun binatang, bijinya
mempunyai sifat dormansi yang memungkinkannya
untuk bertahan hidup dalam kondisi yang
kurang menguntungkan.
Penilaian Kerusakan
Kerusakan
dan kerugian akiibat gulma tidak sepanjang waktu kelihatan dan mudah dikenal. Jika
dihitung, kerugian yang disebabkan oleh gulma diperlukan suatu persamaan yang
memerlukan: 1) nilai kerugian tanaman budidaya, 2) biaya pengendalian, kerusakan
lingkungan, 2) pengaruh terhadap kesehatan manusia, 3) kerugian ternak, 4)
pengaruh terhadap kualitas kehidupan dan lingkungan, dan 5) faktor-faktor lain.
Kerugian Akibat Gulma
·
Menurunkan hasil tanaman (kuantitas dan
kualitas produk) kompetisi: air, hara, cahaya, CO2, dan ruang tumbuh, Secara ruang
dan waktu.
·
Menghambat/menekan pertumbuhan bahkan
meracuni tanaman budidaya dengan mengeluarkan zat alelopati.
·
Mempersulit pemeliharaan tanaman _
pemupukan, penggemburan tanah, dan pengendalian OPT.
·
Menghambat aliran air dan merusak saluran
pengairan.
·
Mengurangi kapasitas air di saluran
pengairan dan tempat penampungan (sungai, selokan, waduk, dam, kolam, dsb) akibat
sedimentasi sisa-sisa bahan mati gulma.
·
Mengganggu dan mempersulit aktivitas
manusia dalam budidaya tanaman sejak pratanam – pascapanen.
·
Sebagai inang pengganti bagi serangga
hama dan patogen penyakit.
·
Menimbulkan ganguan kesehatan pada
manusia
Peran Postif Gulma
·
Melindungi tanah dari erosi:tanah (menjalar
pada permukaan tanah: alang-alang Paspalum conjugatum, dan Cynodon
dactylon).
·
Menyuburkan tanah (Centrosema
pubescens, Pueraria javanica, Calopogonium mucunoide).
·
Sebagai inang pengganti/tempat
berlindung musuh alami hama dan patogen
·
Sebagai tumbuhan perangkap (trap plant)
·
Sebagai penghambat serangan hama (mengeluarkan
eksudat akar: Tagetes sp. (Kenikir))
2. PENGGOLONGAN GULMA
A.
Defenisi
Gulma
Definisi gulma secara
umum adalah semua vegetasi tumbuhan yang menyebabkan gangguan pada lokasi
tertentu, menimbulkan kerugian terhadap keinginan manusia serta dapat
menurunkan produksi secara kualitas dan kuantitas.
Sedangkan menurut
pendapat masyarakat menganggap bahwa gulma itu merupakan tumbuhan yang tidak
dikehendaki manusia atau semua tumbuhan dari tanaman budidaya dan masih banyak
lagi pendapat- pendapat lain.
Morfologi
Biokimia Fisiologi
Persaingan Alelopati
Gambar. Hubungan
gulma dengan ilmu lain.
1. Kaitannya
gulma dengan morfologi
Seperti halnya dengan
rerumputan termasuk famili graminae mempunyai ukuran yang bervariasi, ada yang
tegak, menjalar, hidup semusim/tahunan. Batangnya disebut dengan culms terbagi
menjadi ruas dengan buku-buku yang terdapat antara ruas. Batang tumbuh
bergantian pada 2 buku pada setiap ruas daun yaitu terdiri dari pelepah daun
dan helaian daun.
2. Kaitannya
gulma dengan biokimia
Antara gulma dengan tanaman dapat menyebabkan
gangguan perkecambahan biji, kecambah menjadi abnormal, persaingan timbul
akibat dikeluarkannya zat racun dari tumbuhan disebut dengan allelopathy.
3. Kaitannya
gulma dengan fisiologi
Ilmu yang membahas tentang proses metabolisme yang
terjadi di dalam tubuh tumbuhan yang menyebabkan tumbuhan tersebut dapat hidup.
Dengan mempelajari fisiologi
tumbuhan, kita akan dapat lebih memahami bagaimana sinar matahari dimanfaatkan
oleh tumbuhan untuk menghasikan karbohidrat dari bahan baku anorganik berupa
air dan karbondioksida, mengapa tumbuhan membutuhkan banyak air, bagaimana biji
berkecambah dll.
Terdapat dua mekanisme gulma yaitu
persaingan dan alelopati.
a.
Persaingan yaitu dimana lebih dari satu
individu memperebutkan satu kebutuhan yang sama contohnya gulma yang berdaun
lebar memperebutkan air, unsur hara, udara, cahaya ruang tumbuh dimana
kebutuhan itu sangat terbatas dan akhirnya akan menurunkan produksi.
b.
Alelopati adalah sebuah interaksi antara
gulma dengan tanaman budidayanya dengan melalui senyawa kimia ke lingkunganya.
Dimana bentuk interaksinya ada yang positif/perangsangan dan
negatif/penghambatan. Alelopati ini termasuk ke dalam metabolit sekunder dan
dia mengeluarkan senyawa kimia setelah proses pembungaan/metabolisme primernya
sudah terpenuhi.
B.
Ciri
Khas Gulma
a. Pertumbuhanya
cepat.
b. Mempunyai
daya saing yang kuat dalam memperebutkan faktor- faktor kebutuhan hidupnya.
c. Mempunyai
toleransi yang besar terhadap kondisi lingkungan yang ekstrim.
d. Mempunyai
daya berkembang biak yang besar secara vegetatif dan generatif.
e. Alat
perkembangbiakanya mudah tersebar melalui angin, air, maupun binatang.
f. Bijinya
mempunyai sifat dormansi yang memungkinkanya untuk bertahan hidup dll.
C.
Mengapa
Gulma Tidak DiKehendaki.
a. Daya
kompetisi tinggi.
Daya kompetisi tinggi dengan jumlah
gulma yang sangat melimpah, produksi biji tinggi dan mudah tersebar dan mampu
dormansi dalam waktu lama serta tumbuh tidak serentak akan dapat menurunkan
hasil panen tanaman budidaya.
b. Rumah/inang
sementara penyakit tanaman.
c. Mengurangi
mutu hasil panen
Dengan adanya gula dapat mengotori,
merubah rasa serta dapat meracuni tanaman budidaya.
d. Menghambat kelancaran aktifitas panen dan kegiatan
pertanian lainnya.
D.
Pengelompokan
Gulma Berdasarkan Habitat
a. Gulma
agrestal atau segetal
Gulma
agrestal yaitu gulma yang beradaptasi pada lahan pertanian. Contohnya gulma
tanaman perkebunan (Ageratum conyzoides)
dan gulma tanaman pangan (Borreria alata).
b.
Gulma ruderal
Gulma ruderal yaitu
gulma yang tumbuh pada tempat yang ruderal. Contonya gulma yang tumbuh di rel
kereta api, pinggir jalan, pekarangan dll.
c.
Gulma padang rumput
Semua
tumbuhan yang tidak mempunyai nilai gizi, tidak dimakan oleh ternak.
d.
Gulma air
Gulma
air menyebabkan gangguan lalu lintas air, irigasi, pendangkalan dll. Disebabkan
oleh penyuburan air akibat limbah industri dan rumah tangga, pengguanaan
herbisida secara terus menerus membuat gulma resisten dan timbul gulma tipe
baru. Contohnya : Eichornia crassipes,
Hydrilla verticillata.
e.
Gulma hutan
Terdapat
pada lahan persemaian pohon untuk peremajaan hutan atau hutan industri. Contoh
: Chomolaena odorata.
f.
Gulma lingkungan.
Perubahan
lingkungan membuat gulma menjadi agresif sehingga timbul alians spesies,
sehingga dapat mengalahkan organisme asli yang sudah ada terlebih dahulu.
Contoh : Eichornia crassipes, Mikania
micranta, Mimosa pigra.
E.
Pengelompokan
Gulma Berdasarkan Sifat Morfologi
Berdasarkan sifat morfologi maka gulma dapat
dikelompokkan menjadi tiga golongan yaitu:
1. Golongan
rumput-rumptan (grasses)
Yaitu
semua tumbuhan gulma yang berasal dari keluarga Gramineae (Poaceae). Gulma ini
ukurannya bervariasi, tumbuh bisa tegak maupun menjalar , hidup semusim atau
tahunan. Ciri-ciri kelompok gulma yang tergolong kedalam keluarga rumput ini adalah batangnya umumnya mempunyai
ruas-ruas dan buku. Jarak masing-masing
ruas (internodus) bisa sama dan bisa pula berbeda dan bahkan ada yang cukup
panjang, yang tidak sebanding dengan buku (internodus), batangnya ini ada yang
menyebut dengan culm. Ciri lain dari kelompok ini adalah daunnya
yang tidak mempunyai tangkai daun (ptiolus) tapi hanya mempunya pelepah/
upih (vagina) dan helaian daun (lamina).
Contoh
dari gulma ini banyak sekali dan
ditemukan pada berbagai tempat, baik di areal tanaman budidaya maupun di daerah
yang terbuka, misalnya; Eleusine indica,
Imperata cylindrical, Panicum repens, Paspalum conjugatum, Axonopus compressus,
Leersea hexandra.
2. Golongan
Teki-tekian (sedges)
Yang
termasuk kedalam kelompok gulma ini adalah dari keluarga Cyperaceae. Ciri khas
dari kelompok teki ini adalah batangnya yang berbentuk segitiga, dan pada sebagian besar sistim perakarannya terdiri dari akar rimpang
(rhizome) dan umbi (tuber).
Contoh
gulma ini adalah; Cyperus rotundus, Cyperus irinaria, dll.
3. Golongan
gulma berdaun lebar (broad leaf weed)
Kelompok
ini terdiri dari gulma yang berdaun lebar (luas) yang umumnya terdiri dari klas Dicotyledoneae, pertulangan daun
umunya menyirip, misalnya: Ageratum
conyzoides, Eupatorium odoratum, Melastoma malabathricum, Phylanthus niruri,
dll.
1.
Penggolongan berdasarkan bentuk daun
Penggolongan berdasarkan bentuk daun
ini berpatokan atas lebar atau sempitnya daun. Gulma berdaun lebar yaitu
apabila lebar dari helaian daunnya lebih dari setengah ukuran panjangnya.
Helaian daun tersebut dapat berbentuk oval, bulat, segita, lonjong, membulat
atau seperti bentuk ginjal. Pertulangan
daun (nervatio) dari golongan ini umumnya bentuk menyirip. Golongan gulma
berdaun lebar ini umumnya didominasi oleh kelompok tumbuhan dari klas Dicotyledoneae.
Sedangkan gulma berdaun sempit yaitu
apabila helaian daun atau laminanya berbentuk memanjang dan ukuran lebarnya
helaian daun kecil atau sempit. Helaian daun dari golongan ini umumnya terdiri
dari kelampok daun yang berbentuk pita, linearis, jarum dan yang berbentuk
panjang-panjang. Pertulangan daun dari golongan ini umumnya berbentuk
lurus-lurus atau linearis yang umumnya didominasi oleh kelompok tumbuhan dari
klas Monocotyledoneae.
Dengan demikian berdasarkan bentuk daun ini maka gulma dapat
dibagi dua yaitu gulma berdaun lebar dan gulma berdaun sempit.
- Gulma berdaun lebar
Tumbuhan
ini mempunyai bentuk daun yang lebar dan luas dan umumnya:
-
mempunyai lintasan C3
-
nervatio (pertulangan daun) menyirip
-
dari kelompok Dicotyledoneae
-
bentuk helaian membulat, bulat, oval,
lonjong, segitiga, bentuk ginjal, dll.
Contoh:
Amaranthus spinosus L,
Ageratum conyzoides (bandotan), Portulaca oleracea, Melastoma
malabathricum, Eupatorium odoratum,
Euphorbia hirta, Centella asiatica.
b.
Gulma berdaun sempit
Tumbuhan
ini mempunyai bentuk daun sempit dan memanjang;
-
mempunyai lintasan C4
-
nervatio (pertulangan daun) linearis
atau garis-garis memanjang.
-
dari kelompok monocotyledoneae
-
bentuk daun memanjang seperti pita,
jarum, garis dll
contoh:
Leersea hexandra,
Sprobolus poiretii, Cyperus rotundus, Imperata cylindrica.
Variabel
|
Grasses
(famili
Graminase)
|
Sedges
(famili
Cyperaceae)
|
Batang
|
Bulat/pipih
|
Segitiga/pipih
|
Pelepah
daun
|
Ada
|
Tidak
ada
|
Kondisi
pelepah daun
|
Robek
|
Bila
ada utuh
|
Lidah
daun
|
Ada
|
Tidak
ada
|
Telinga
daun
|
Ada
|
Tidak
ada
|
Kedudukan
daun
|
Berseling
|
Berjejal
pada pangkal
|
Kedudukan
bunga
|
Pada
butir
|
Pada
anak bulir
|
Variabel
|
Broadleaf
weeds
|
Grasses
dan sedges
|
Kenampakan
titik tumbuh
|
Muncul/tampak
|
Tidak
selalu
|
Macam
titik tumbuh
|
Apikal
dan lateral
|
Apikal,lateral
dan interkalar
|
Tipe
akar
|
Tunggang
|
Serabut
|
Percabangan
batang
|
Bercabang/tidak
|
Umumnya
tidak
|
Tipe
daun
|
Tunggal/majemuk
|
Tunggal
|
Kedudukan
daun
|
Bertangkai/tidak
|
Tidak
bertangkai/duduk
|
Tumbuhan
|
Dikotil/ferm
|
Monokotil
|
F.
Pengelompokan
Gulma Berdasarkan Daur Hidup (Umur).
a. Annual
weeds (gulma semusim)
Adalah
tumbuhan gulma yang mempunyai daur hidup hanya satu musim atau satu tahunan,
mulai dari tumbuh, anakan, dewasa dan berkembang biak.
Ciri-ciri
|
·
Umur < 1 tahun.
·
Organ perbanyakanya biji.
·
Umumnya mati setelah biji masak.
·
Produksi biji melimpah
|
Contoh
|
·
Eleusina
indica
·
Cyperus
iria
·
Phyllanthus
nirui
|
b.
Biennial weeds (gulma dwimusim)
Tumbuhan gulma yang
mempunyai daur hidup
mulai dari tumbuh, anakan, dewasa dan berkembang biak
selama dua musim tetapi kurang dari dua tahun.
Ciri- ciri
|
· Umur
1-2 tahun.
· Tahun
pertama membentuk organ
vegetatif.
· Tahun
kedua menghasilkan biji.
|
Contoh
|
· Typhonium trilobatum
· Cyperus difformis
|
c.
Perennial weeds (gulma tahunan)
Adalah tumbuhan gulma yang dapat hidup
lebih dari dua tahun atau lama berkelanjutan bila kondisi memungkinkan.
Ciri-ciri
|
·
Umur > 2 tahun
·
Perbanyakan vegetatif dan
generatif
·
Organ vegetatif bersifat
dominansi apikal ( cenderung tumbuh pada ujung).
·
Organvegetatif terpotong-potong
semua tunasnya mampu tumbuh.
|
Contoh
|
·
Imperata
cyllindrica
·
Chromolaena
odorata
·
Cyperus
rotundus
|
G.
Pengelompokan
Gulma Berdasarkan Stuktur Batang.
Ø Herba/tidak
berkayu : Panicum repens
Ø Vines/sedikit
berkayu : Mikania mikrantha
Ø Woody
weeds/berkayu : Melastoma malabactricum.
H.
Pengelompokan
Gulma Berdasarkan Tipe Cara Tumbuh.
Ø Erect/tumbuh
tegak : Boerhavia erecta
Ø Creeping/tumbuh
menjalar : Paspalum conjugatum
Ø Climbing/memanjat : Meremia
hirta.
I.
Penggolongan
Gulma Berdasarkan Habitat
Berdasarkan habitat atau tempat
hidup maka gulma dapat dikelompokkan menjadi beberapa golongan yaitu:
1. Gulma darat (terristerial weed)
yaitu semua tumbuhan gulma yang hidup dan tumbuhnya di darat, seperti: Imperata
cylindrical, Melastoma malabathricum, dsb.
Pada
gulma darat ini dapat dibagi lagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan lahan
atau arealnya seperti:
·
Gulma sawah tanaman palawija, contoh: Portulaca oleracea, Cyperus rotundus, dll.
·
Gulma ladang, contoh: Leersea hexandra, Imperata cylindrical.
·
Gulma kebun, contoh: Ageratum conyzoides, Stachytarpita sp.
·
Gulma hutan, contoh: Melastoma malabathricum, Crotalaria sp.
·
Gulma Padang rumput, contoh: Sprobolus poiretii, Andropogon sp
2. Gulma
air yaitu semua tumbuhan gulma yang hidup, tumbuh dan berkembang biaknya
terjadi di dalam air, di daerah perairan atau ditempat yang basah dan
tergenang, Contoh dari gulma ini adalah: Eichornia crassipes, Hydrilla
verticilata, Pistia stratiotes, Nymphaea sp.
J. Berdasarkan
Keganasan (Berpengaruh
negatif terhadap tanaman)
- Sangat Jahat
Sangat mengganggu tanaman. distribusi luas , frekuensi kemunculan tinggi.
à Amaranthus hybridus, Chenopodium album, Convovulus
arvensis, Cyperus rotundus, Eichornia crassipes, Portulaca oleacea
- Jahat
à Avena fatua, Cynodon dactylon, Digitaria
sanguinalis, Eleusine indica, Echinochloa colona, Echinochloa crus-galli,
Imperata cylindrica, Paspalum conjugatum, Raottboelia exaltata, Sorghum
halepense
- Setengah Jahat
jarang menimbulkan akibat
sangat buruk pada tanaman. persaingan gulma menimbulkan masalah pada lahan
pertanian, ladang rerumputan, saluran air. distribusi cukup luas.
à Ageratum conyzoides, Bidens pilosa, Capsella
bursa-pastoris, Dactyloctenium aegyptium, Digitaria scalarum, Euphorbia hirta,
Fimbristylis miliacea, Galium aparine, Helip tropium, Ischaemum ragosum,
Lantana camara.
K.
Manfaat
Dan Kegunaan Gulma
Manfaat
dan Guna Gulma
|
·
Menjaga kestabilan ekologi.
·
Meningkatkan diversifikasi
habitat.
·
Meningkatkan kesuburan tanah dan
konservasi tanah dll
·
Sebagai makanan mausia, obat2an,
kerajinan tangan.
·
Sebagai makanan ternal
|
3.
REPRODUKSI
DAN PENYEBARAN GULMA
Perbanyakan
gulma melalui 2 cara yakni :
1.
Generatif
·
Biji
Peranan biji, khusus
gulma semusim, biji berperan penting dalam kaitan dengan keberhasilan usaha
pencegahan sampai pengendalian. Variasi ukuran dan bentuk biji menentukan daya
hidup dan seedling gulma.
Fungsi biji gulma
1. Perbanyakan
generatif
2. Sebagai
alat pemencaran
3. Sebagai
alat perlindungan pada keadaan yang tidak menguntungkan untuk berkecambah.
4. Sebagai
sumber makanan sementara bagi lembaga
5. Sebagai
sumber untuk pemendahan sifat keturunan kepada generasi berikutnya.
Jumlah
biji gulma memiliki potensi berbeda-beda hal ini ditentukan oleh, jenis spesies
dan lingkungan. Biji biasanya bebas hama dan penyakit.
Contoh
: bayam liar (Amaranthus viridis)
Gulma
yang hidup ditanah tandus biasanya bijinya puluhan. Sedangkan yang hidup
ditanah subur jumlah bijinya ribuan.
Simpanan
biji dalam tanah (seed bank)
Pada
kebanyakan lahan pertanian terdapat lahan pertanian terdapat biji-biji gulma
yang sewaktu-waktu dapat berkecambah bila keadaan lingkungan menguntungkan.
Seed bank berasal dari Gulma yang tumbuh sebelumnya dan Biji yang masuk dari
luar.
Seed
bank dapat berkurang karena, biji yang mati atau berkecambah dan biji yang
terbawa keluar.
·
Spora
Contoh dari gulma ini yakni
: dari golongan pakis (cyolosorus aridus).
2.
Vegetatif
·
Rhizoma
Batang berbentuk
tabung, mempunyai buku atau ruas, tumbuh menjalar di bawah permukaan tanah.
Ex: Imperata cylindrica, Cynodon dactylon.
·
Stolon
Batang selindris
mempunyai buku dan ruas, menjalar di permukaan tanah. Ex : Gigita adcendens, Axonopus compressus.
·
Runner
Batang tumbuh diketiak
daun pada dasar tajuk dan menjalar dipermukaan tanah. Ex : Elephantopus scaber
·
Umbi batang
Pangkal batang yang
membengkak dan mempunyai mata tunas. Ex : Caladium
sp.
·
Umbi akar
Ujung dari rhizom yang
membengkak dan merupakan cadangan makanan, serta mempunyai tunas ujung.
Gulma menahun mempunyai
satu atau lebih organ perbanyakan vegetatif contohnya:
-
Cynodon
dactylon (stolon, rhizom)
-
Cyperus
rotundus (rhizom dan umbi)
Peranan
reproduksi vegetatif
Mampu
mempertahankan diri dari gangguan yang berulang-ulang yang menghambat
pembungaan, pembentukan biji dan pemencaran.penyebaran dan perbanyakan gulma
menahun tanpa adanya proses pembungaan.
Penyebaran
gulma ada beberapa cara yakni :
·
Aktifitas / kekuatan sendiri (autochory)
a. Letusan
/ ledakan buah (buah masak dan terlempar keluar). Ex : Euphorbia genicula, Impatien balsamina.
b. Polong
tua pecah, ex : Calopogium mucunoides,
Crotalaria incana, C.retusa (leguminoceae).
·
Bantuan alam
a. Anemochory
(angin)
Terjadi pada biji gulma yang
memiliki organ khusus seperti sayap, perasut, bulu-bulu halus dll. Biji
berukuran kecil dan mudah terbawa angin. Ex : Imperata ccylindrica, Chromonaela odorata, Erectites valenrianifolla
dll.
b. Hydrochory
Organ vegetatifatau generatif dapat
terbawa oleh air baik air hujan, irigasi, sungai dll. Memiliki organ khusus
sehingga mudah terapung. Biji tipis dan ringan, ex : Limnocharis flava. Fragmentasi batang, ex: Salvinia molesta, Pista stratiotes.
·
Bantuan makhluk hidup
a. Myrmecochory
Contohnya yakni, ex : Dilwynia juniperium.
b. Ornithochory
Daging buah manis dan lekat, ex : Lorantus pentapetales, Ficus benghalensis.
c. zoochory
·
Endozoochory
Melalui bagian perut pencernaan
namun biji tidak bisa dicerna. Ex: Paspalum
conjegatum, Hypericum perforatum, Cynodon dactylon.
·
Extozoochory / epizoochory
Menempel pada bagian luar (bulu,
kaki, mulut) biji ada alat pengait. Ex : Andropogon
aciculatus, Triumfetta laputa dll.
Antropochory
Secara sengaja
dimasukkan atau sengaja dibawa. Ex : Lantana
camara, Eichhornia crassipes, Salvinia molesta, Mimosa invisa. Tidak
sengaja dibawa melalui hasil tanaman, benih, makanan ternak, jerami.
4.
PERKECAMBAHAN
DAN PENGUASAAN RUANG
A.
Pengertian
Perkecambahan
Perkecambahan
adalah proses pertumbuhan dan perkembangan embrio pada tumbuhan. Perkecambahan
merupakan permulaan atau awal pertumbuhan embrio di dalam biji. Biji yang
berkecambah dapat membentuk plumula karena di dalamnya mengandung embrio.
Embrio mempunyai 3 bagian, yaitu radikula (akar lembaga), kotiledon (daun
lembaga), dan kaulikalus (batang lembaga).
B. Tipe Perkecambahan
Terdapat dua tipe pertumbuhan awal dari suatu
kecambah tanaman yaitu :
1.
Tipe
Epigeal (epigous) dimana munculnya radikal diikuti dengan memanjangnya
hipokotil secara keseluruhan dan membawa serta kotiledon dan flumula keatas
permukaan tanah.contoh nya Ceri (Prunus Cerasus), Kacang merah (Phaseous
vulgaris), Jarak (Rhicinus comunnis), dll.
2.
Hipogeal
(hipogeous), dimana munculnya radikel diikuti dengan pemanjangan plumula,
hipokotil tidak memenjang keatas permukaan tanah sedangkan kotiledon tetap
berada didalam kulit biji dibawah permukaan tanah. Contoh : Peach (Prunus
presica), Ercis ( Pisums ativum), Palem ( Palmae sp) dan semua famili graninae
seprti jagung (Zea mays).
Perkecambahan ditandai oleh penyerapan air,
peningkatan respirasi, mobilisasi simpanan makanan, penggunaan simpanan
makanan.
Dormansi
Suatu keadaan dimana propagul baik biji maupun organ
vegetatif tidak mampu berkecambah meskipun lingkungan mendukung. Kekayaan yang
dimiliki oleh hampir semua biji gulma yang memungkinkan dirinya dapat bertahan
dari keadaan lingkungan yang buruk untuk pertumbuhannya. Oleh karena biji gulma
didalam tanah berada dalam keadaan dorman dengan tingkatan berbeda-beda,
sehingga perkecambahan tidak terjadi serentak.
Macam-macam dormansi :
·
Dormansi primer / dormansi bawaan (innate dormancy) terjadi karena pengaruh
dormansi secara genetik. Dapat terjadi dan terus tertahan akibat adanya
beberapa faktor dan mekanisme :
1.
Pertumbuhan embrio yang tidak sempurna
2.
Kulit biji yang kedap air
3.
Kulit biji yang tidak memungkinkan pertukaran gas
4.
Kulit biji yang keras tidak dapat ditembus tunas
5.
Adanya hormon tumbuh yang tidak seimbang di dalam
embrio
·
Dormansi sekunder (induced dormancy) / dormansi rangsangan yaitu hasil pengaruh
lingkungan disekitar biji. Biji dari beberapa jenis gulma yang berada dalam
keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan meskipun diberi kondisi yang
optimal. Biasanya rangsangan cahaya dapt membantu perkecambahannya. Pemberian
suhu yang tinggi dengan kadar oksigen yang cukup dapat mengatasi dormansi ini.
·
Dormansi paksaan / (enforced dormancy) terjadi akibat adanya faktor lingkungan yang
tidak menguntungkan untuk dimulainya pertumbuhan. Misalnya : kekurangan air,
suhu yang tidak menguntungkan dll.
Banyak
biji gulma yang tidak dapat berkecambah dikarenakan kurangnya kelembapan yang
mempengaruhi penyerapan air oleh biji. Didaerah bermusim dingin, suhu rendah
menghambat perkecambahan dan dalam keadaan ini dormansi terpaksa harus
dipertahankan.
·
Dormansi akibat kulit biji
1.
Kulit kedap air
a)Mekanisme
yang paling efektif pada beberapa jenis gulma khususnya dari famili
leguminosae, solanoceae, melvaceae, b) Proses fisiologis belum diketahui secara
jelas, c)beberapa penelitian menunjukkan : berhubungan dengan proses pematangan
biji pada induk, d)adanya lilin dan kutikula pada seluruh permukaan biji.
Pemecahan
dormansi dapat dilakukan dengan perendaman pada suhu tinggi dan pengikisan
bagian kulit biji yang keras.
2.
Hambatan pertukaran gas
·
Kulit biji yang melekat dengan embrio dapat
menghambat difusi oksigen.
·
Air yang meresap / memenuhi kulit biji juga dapat
menghambat difusi oksigen
·
Kulit biji berlendir juga dapat menghambat difusi
oksigen
·
Senyawa fenol dapat mengikat oksigen yang masuk
melalui kutikula sehingga mengurangu oksigen yang sampai kedalam embrio.
3.
Hambatan mekanisme terhadap pertumbuhan embrio
·
Kulit biji/struktur pelindung lain berguna untuk
perkecambahan, perlindungan, dan pengendalian dormansi.
·
Diperlukan pemecahan atau pelubangan didekat bakal
akar.
Pengaruh lingkungan terhadap perkecambahan gulma.
1. Cahaya
Kebanyakan
spesies gulam memerlukan cahaya untuk perkecambahan. Ukuran biji gulma sangat
kecil dengan cadangan makanan yang sedikit. Kebutuhan akan cahaya dan kecilnya
cadangan makanan sehingga membuat kebanyakan gulma hanya berkecambah pada
permukaan tanah. Naungan secara nyata menginduksi dominansi biji gulma.
2. Oksigen
Perkecambahan
dapat terjadi pada keadaan tanpa oksigen, pada bebrapa jenis gulma
perkecambahan dapat dirangsang pada keadaan oksigen rendah. Beberapa jenis
gulma dapat berkecambah pada keadaan oksigen sangat rendah ex: cynodon dactylon. Oksigen diperlukan
untuk memecahkan dormansi pada beberapa jenis hulma ex : xanthum sp.
Beberapa jenis
gulma dapat berkembang baik pada kondisi aerob dan anaerob ex: echinochola crusgalli.
3. Co2
Peran co2
dalam mengendalikan dormansi pada perkecambahan bij-biji gulma belum diketahui
secara jelas. Co2 dapat menginduksi dormansi bij gulma
4. Etilen
Berhubungan dengan pemasakan biji.
Dormansi sebagai strategi kehidupan
Akan tetap memberika respon terhadap faktor
lingkungan. Bentuk pertahanan diri dari keadaan lingkungan yang tidak
menguntungkan. Dapat betahan dalam tanah dalam waktu yang relati lama. Tingkat
dormansi yang berbeda karena faktor lingkungan genetik. Biji-biji dorman sulit
untuk dikendalikan.
Simpan biji dalam tanah (seed bank)
Pada kebanyakan lahan pertanian terdapat biji-biji
gulma yang sewaktu-waktu dapat berkecambah bila keadaan lingkungan
menguntungkan. Seed bank berasal dari gulma yang tumbuh sebelumnya atau biji
yang masuk dari luar. Seed bank berkurang karena biji yang mati atau
berkecambah, biji yang terbawa keluar. Perbanyakan biji gulma dalam tanah
berfariasi antar habitat. Lahan yang digunakan secara intensif umumnya memliki
simpanan biji gulma dalam tanah yang jauh lebih banyak dibandingkan lahan yang
baru dibuka.
Umur kematian biji
Umur biji gulma dalam tanah sangat bervariasi.
Banyak diantaranya yang mampu mempertahankan viabilitas dalam waktu yang
panjang hingga ratusan bahkan ribuan tahun. Contohnya seperti yang ditemukan
dilokasi benda di inggris
Cara menangani simpanan biji gulma
1. Olah tanah
intensif
Reproduksi
tinggi – dibiarkan 2-3 minggu – diolah lagi
Pengolahan
kedua berguna menghaluskan tanah dan dapat mematikan kecambah.
2. Pembuangan
lapisan atasbawah
Pembuatan beberapa cm – mengurangi
kesuburan tanah.
5.
TAKSONOMI
DAN IDENTIFIKASI GULMA
Taksonomi
:
Taxis
= Mengatur
Nomos
= Dalil/Hukum
subdivisi
dalam sistematika
studi
tentang hubungan biologi dan evolusi antar organisme.
Kegiatan dalam taksonomi:
·
Deskripsi = menentukan ciri-ciri/feature
dalam takson
·
Identifikasi = menentukan klasifikasi
dan nama group
·
Klasifikasi = menentukan group organisme
berdasarkan
kesamaan
dan perbedaan
Nomenklatur
(Nomenclature):
penamaan
group organisme menurut tata nama baku
Taksonomi:
proses pengidentifikasian, pengenalan, penelitian, atau menentukan kembali sebuah takson organisme untuk publikasi
secara ilmiah menurut ketentuan tata nama yang berlaku dalam bidang biologi.
Takson:
tingkatan group organisme (jamak=taksa)
Contoh
struktur taksonomi yakni :
Simpson,
2006
Sistem
penamaan organisme menurut Linnaeus (1753) Species Plantarum yakni dengan
penamaan menggunakan Binomial Nomenclature (sistem penamaan dua kata). Penamaan
harus dalam bahasa latin dalam suatu kode (Code)
·
ICZN= the international code of
zoological nomenclature
·
ICBN= the international code of
botanical nomenclature
Diawali
di Paris, 1867 pertemuan The International Botanical Congress, secara nyata
baru diciptakan pada 1905 dalam suatu congress di Vienna, hingga saat ini
setiap 6 tahun sekali didiskusikan dan diratifikasi lagi dalam International
Botanical Congress
Identifikasi:
Mengenal karakter/ciri-ciri yang dapat untuk
menentukan takson, Menentukan jenis,
sehingga dapat digunakan untuk proses kegiatan ilmiah selanjutnya.
Istilah-istilah:
Ciri-ciri/Feature=
karakter/character
Dua
atau lebih karakter disebut character state
Contoh:
character
_
bentuk daun
character
state _ elliptic, lanceolate, and ovate
Identifikasi
menggunakan kunci identifikasi/determinasi yang berupa dikotomus (dichotomous
key) dan atau multiple key dari character dan character
state suatu organisme (misal: tumbuhan).
6.
DASAR
TEORI DAN METODE
Analisis vegetasi gulma
Tujuan
§ Mengetahui susunan dan dominasi suatu gulma
§ Mengetahui suksesi gulma
§ Mengetahui keragaman komunitas gulma di suatu lahan
§ Menentukan teknik pengendalian gulma
Kegiatan
analisis vegetasi
§ Pengambilan sampel (cuplikan)
§ Metode analisis
Pengambilan
sampel
§ Menghemat waktu, tenaga, dan finansial dalam
penghitungan populasi gulma
§ Harus mewakili atau menggambarkan populasi yang
beragam
Teknik
Pengambilan Sampel / Teknik Sampling
1.
Langsung
à Sederhana
à Subjektif
à Terpengaruh keadaan
à Melemparkan kerangka ukuran di lahan
2.
Acak tidak langsung
à Sederhana
à Lebih memiliki validitas, memenuhi syarat statistik
àAreal lahan dibagi dalam petak-petak berukuran sama,
kemudian petak
petak tersebut dipilih secara acak untuk ditentukan
petak pengambilan sampel
3.
Acak
Bertingkat
à Dilakukan apabila gulma sangat beragam
à Areal Lahan dibagi menjadi strata dengan fisionomi
yang sama
à Pengambilan sampel secara proporsional
à Stratumnya luas à sampel banyak
à Stratumnya sempit à sampel sedikit
à Pengambilan sampel dapat secara langsung dan tidak
langsung
4.
Beraturan
/ Sistematis
à Meletakkan petak contoh secara beraturan, jarak yang
sama
à Lebih memiliki kondisi lahan yang diamati
METODE
ANALISIS
1.
Estimasi
Visual
à Subjektif ditentukan kemampuan visual
à Untuk penghitungan dominansi gulma dalam % penyebaran
à Penyebaran spesies dapat dikategorikan:
- Kelas 1 = penyebaran sangat jarang
- Kelas 2 = penyebaran jarang
- Kelas 3 = penyebaran setempat-setempat
- Kelas 4 = penyebaran melimpah
- Kelas 5 = penyebaran sangat melimpah
2. Kuadrat
à ukuran luas (kuadrat, misalnya cm2,
m2)
à bentuk petak contoh: bujursangkar, persegi panjang,
lingkaran
à
berdasarkan penggunaannya:
·
Kuadrat
permanen à untuk mempelajari suksesi
·
Kuadrat
tidak permanen.
3.
Garis
à petak contohnya memanjang
à tali panjang dengan sinpul-simpul yang berjarak sama
à
gulma yang terdapat di
sekitar simpul dicatat kerapatan, dominansi, dan
frekuensinya
4.
Titik
à kerangka dengan skala yang teratur 5-10 cm
\à skala teratur tersebut berlubang dapat dimasuki jarum
à
gulma yang terkena jarum
dicatat
Data
1.
Kualitatif
Data kualitatif
meliputi, Life span (daur
hidup), Sosiobilitas ,
Stratifikasi,
Periodisitas , Vitalitas.
2.
Kuantitatif
Data kuantitatif
meliputi, Kerapatan Mutlak
(KM), Dominasi Mutlak (DM),
Frekuensi Mutlak
(FM), Summed Dominance Ratio (SDR), Koefisien Komunitas (C) atau Indeks Kesamaan (IS), Indeks Shannon-Weaver (H).
5.
GULMA
INVASIVE
Perkembangan ilmu gulma saat ini tidak hanya terfokus pada
gulma yang sudah umum terjadi di lingkungan pertanian, namun juga pada
gulma-gulma yang baru dan memiliki pertumbuhan yang cepat sehingga mendominasi
suatu wilayah tertentu. Gulma tersebut diberi istilah Invasive Alien
Species. Menurut CBD (Convention on Biological Diversity), gulma
dikategorikan Invasieve Alien Species (IAS) apabila memiliki criteria
sebagai berikut:
1. Spesies yang diintroduksi secara
sengaja maupun tidak disengaja di luar habitatnya
2. Memiliki kemampuan membentuk diri,
menyerang, berkompetisi dengan spesies asli dan mengambil alih lingkungan
barunya
3. Penyebarannya merupakan ancaman bagi
upaya konservasi dan pemanfaatan berkelanjutan keanekaragaman hayati pada skala
lokal, regional dan global
Gulma yang tergolong invasive alien spesies yang
dijumpai di Indonesia
antara
lain sebagai berikut:
1.
Acasia
nilotica
Gulma Acasia nilotica merupakan spesies asli dari
Africa yang pada tahun1850 diintroduksi ke Jawa. Pada tahun 1900 spesies
ini sudah dijumpai di Bogor dan Jakarta, pada tahun 1931 dijumpai di
Pasuruan, dan pada tahun 1985 sudah dijumpai di Pulau Timor. Pada tahun
1969, spesies ini diintroduksi di Taman Nasional Baluran sebagai tanaman pagar
untuk hutan jati dari api di savanna.
Pada tahun 1980 invasi kecil sudah dilaporkan dan dalam
waktu singkat menjadi ekspansive. Dampak ekologi yang terjadi antara lain
spesies tersebut menginvasi hampir seluruh areal savana yang merupakan sumber
pakan utama bagi satwa mamalia terestrial (banteng, rusa, dan kerbau liar)
sehingga terjadi kompetisi antar satwa yang mengakibatkan populasi banteng
menurun. Pada tahun 1993 dilaporkan 12000 ha savanna terinvasi oleh spesies
tersebut dan pada tahun 1996 telah meluas sampai 5000 ha. Kondisi
tersebut menimbulkan dampak ekonomi yaitu adanya biaya tinggi untuk
menanggulangi penyebaran Acacia niloticadan untuk memulihkan kembali fungi
ekologis yang telah berubah.
2.
Austroepatorium
inulifolium
Gulma A. inulifolium merupakan spesies asli Amerika
tropik yang didatangkan ke Kebun Raya Bogor. Saat ini gulma ini banyak dijumpai
Jawa Barat, umumnya di kebun teh, banyak juga dijumpai di Cibodas, Taman
Nasional Gunung Gede Pangrango. Gulma A. inulifoliumdi Bengkulu dijumpai
dan mengganggu tanaman kehutanan, perkebunan, tanaman tahunan dan sisi kanan
kiri jalan raya.
3.
Chromolaena
odorata
Gulma C. odorata merupakan spesies asli Amerika
Selatan dan Tengah. Gulma tersebut secara agresif menginfasi ladang
penggembalaan dan tanaman perkebunan, merupakan gulma utama pada berbagai
lingkungan yang dapat menekan vegetasi lain. Gulma C. odorata di Indonesia
pertama kali dilaporkan di Lubuk Pakam, Sumatra Utara pada tahun 1934.
Gulma ini menyebar sangat cepat dan saat ini menyebar ke seluruh pulau dari
Aceh sampai Papua. Gulma C. odorata menginvasi taman nasional
Pananjang, Pangandaran, Ujung Kulon, dan padang rumput Nusa Tenggara.
4. Clibadium
surinamense
Gulma C. surinamense merupakan spesies asli Amerika
tropik. Spesies tersebut ternaturalisasi sejak lama di Jawa dan koleksi pertama
kali dijumpai pada tahun 1888. Di Sumatera dilaporkan dijumpai tahun 1931. Saat
ini spesies C. surinamense umum dijumpai di Sumatera, juga dicatat dari
Gimpu, Sulawesi Tengah. Gulma C. surinamense dijumpai kelimpahannya di
lahan pertanian, sisi jalan, dan hutan sekunder muda.
5. Eichornia
crassipes
Gulma eceng gondok (E. crassipes) diintroduksi dari pesisir
Amazone sebagai tanaman hias di danau Kebun Raya Bogor padatahun 1886. Dalam
waktu cepat, spesies tersebut menyebar ke seluruh Indonesia. Hampir semua
perairan di Indonesia terinvasi oleh eceng gondok. Di Jawa Tengah, gulma ini
menginvasi hampir seluruh permukaan rawa pening.
6. Eupatorium
sordidum
Gulma E. sordidum merupakan spesies asli Meksiko yang
diintroduksi ke Jawa Barat sebagai tanaman hias. Spesies ini berkembang sangat
cepat dan saat ini menjadi masalah di Taman Nasional Gede Pangrango pada
ketinggian 1400-17000 m dpl.
7. Hydrilla
verticillata
Gulma spesies H. verticillata merupakan gulma
perairan. Gulma ini dilaporkan dijumpai pada daerah perairan terbuka ditiga
pulau yaitu pulau Jawa, Sulawesi, dan Sumatera.
8. Mikania
micrantha
Spesies M. micrathapada tahun 1949 diimpor dari Paraguay dan
ditanam di Kebun Raya Bogor. Pada tahun 1956 spesies ini diintroduksi sebagai
tanaman penutup tanah non legum di perkebunan karet. Pada tahun 1976
spesies M. micranthatelah menjadi gulma dan mengokupasi sebagaian besar
kebun karet dan tersebar luas di lahan pertanian di Jawa Timur dan Barat serta
Sumatera Selatan.
9. Mimosa
diplotrica
Spesies M. invisa merupakan spesies asli Brasil dan
menyebar luas diIndonesia. Saat ini spesies M. invisa banyak dijumpai
pada daerah terbuka maupun lahan ternaungi, di daerah irigasi, sisi jalan,
padang rumput, lahan pertanian, perkebunan tebu dan kelapa.
10. Mimosa
pigra
Gulma M. pigra merupakan spesies asli Amerika Tropis.
Spesies M. pigrasudah ditemukan di Jawa pada tahun 1844. Spesies ini
dilaporkan dijumpai di Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Papua. Spesies ini
membentuk lapisan yang sulit ditembus pada daerah lembab, kanal, sungai,
reservoir.
11. Passiflora
edulis
Gulma P. edulis merupakan spesies asli Amerika
Selatan. Spesies ini ternaturalisasi di Jawa Barat dan Jawa Tengah dan
berkembang cepat. Spesies ini menjadi problem di Gunung Gede Pangrango dengan
merambati tanaman hutan sehingga menekan tanaman hutan.
12. Penisetum
polystachion
Gulma P. polystachion merupakan spesies asli Afrika
tropis. Gulma ini telah dilaporkan di Jawa Barat pada tahun 1972 sebagai
turfgrass dan menyebar cepat pada sisi-sisi jalan, tempat terbuka, lahan padi
gogo, lahan perkebunan. Gulma P. Polystachion menjadi dominan pada
lahan bukaan hutan, menyebar dengan cepat setelah pembukaan hutan.
13. Piper
aduncum
Gulma P. aduncum merupakan spesies asli Amerika Tengah
dan Selatan. Spesies ini diintroduksi ke Kebun Raya Bogor. Herbarium pertama
dijumpai dari Bogor tahun 1900 dan menyebar luas di Jawa Tengah, Jawa
Timur, Sumatera, Kalimnantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua. P. aduncum
menjadi gulma lingkungan yang berbahaya karena penyebarannya cepat menginvasi
lahan.
14. Salvinia
molesta
Spesies S. molesta merupakan gulma perairan. Gulma ini
dilaporkan telah dijumpai di daerah perairan terbuka di Jawa, Kalimantan, dan
papua.
15. Stachytarpeta
indica
Spesies A. indica merupakan spesies asli Amerika
tropis. Gulma ini umum dijumpai di Jawa, Sulawesi dan Timor. Gulma ini menyebar
secara luas dan menyebabkan problem di Papua. Spesies ini menjadi salah satu
masalah gulma di perkebunan di Sumatera hingga Papua.
Terima kasih sangat membantu saya, Saya izin copi materinya buat menambah referensi saya
BalasHapusizin copy mbak
BalasHapusmakasi buat materinya.
BalasHapus(y)