sejarah perkembangan kultur jaringan tanaman
Dimulai
tahun 1838 ketika Schawann dan Scheleiden mengemukakan TEORI
TOTIPOTENSI.
|
Namun
antara 1907-1909 Harrison, Burrows,
dan Carrel BERHASIL mengkulturkan jaringan hewan dan manusia secara in vitro.
|
DIKEMUKAKAN AUKSIN
IAA pada tahun 1934
oleh Kogl dan Haagen-Smith telah membuka peluang
yang besar bagi kemajuan kultur jaringan tanaman. Kemajuan ini semakin
pesat setelah DITEMUKAN KINETIN
(suatu sitokinin) pada tahun 1955
oleh Miller dan koleganya.
|
Di temukan
prosedur perbanyakan secara invitro pada
tanaman anggrek cymbidium tahun 1960 oleh Morel,
serta di formulasikannya komposisi medium dengan konsentrasi garam mineral
yang tinggi oleh Murashige dan skoog pada tahun 1962, semakin merangsang
perkembangan aplikasi teknis kultur jaringan pada berbagai spesies tanaman.
|
Sejak
tahun 1980-an sampai sekarang, teknik kultur jaringan tanaman sudah BERKEMBANG SANGAT PESAT di seluruh
penjuru dunia sehingga SULIT UNTUK
DI PANTAU.
|
SEJARAH
PERKEMBANGAN KULTUR JARINGAN TANAMAN
|
Pada
tahun 1957, Skoog dan Miler
mempublikasikan suatu tulisan “KUNCI”
yang menyatakan bahwa interaksi
kuantitatif antara auksin dan
sitokinin berpengaruh menentukan tipe pertumbuhan dan peristiwa
morfogenetik di dalam tanaman. Namun, pola yang demikian ternyata Tidak Berlaku Secara Universal untuk
semua tanaman.
|
Keberhasilan
aplikasi teknik kultur jaringan sebagai sarana perbanyakan tanaman secara vegetatif pertama
kali dilaporkan oleh White tahun
1934 yakni melalui kultur akar tanaman tomat. Tahun 1939 Gautheret, Nobecourt,
dan white berhasil menumbuhkan
kalus tembakau dengan wortel
secara in vitro.
|
Tahun
1902 usaha Haberlandt GAGAL.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar