ACARA
I
MENENTUKAN
pH TANAH SECARA SEDERHANA
I.
Pendahuluan
1.1.
Latar Belakang
Tanah sangat vital peranannya bagi semua
kehidupan di bumi karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang akar. Tanah juga menjadi habitat hidup berbagai mikroorganisme. Bagi sebagian
besar hewan darat, tanah menjadi lahan untuk hidup dan bergerak. Komposisi tanah berbeda-beda pada satu lokasi dengan lokasi yang lain.
Tingkat kesuburan
tanaman pada masing-masing tempat tidak sama. Pada tanah asam serta
miskin unsur hara, pertumbuhan tanaman akan terganggu sehingga dapat menurunkan
produksi secara signifikan. Tanah asam
merupakan jenis tanah dengan nilai pH rendah. Terhambatnya pertumbuhan tanaman
akibat tanah asam pada umumnya berkaitan erat dengan berbagai reaksi tanah pada
pH rendah tersebut dan dapat merupakan kombinasi dari keracunan aluminium (Al),
mangan (Mn), keracunan besi (Fe), serta defisiensi (kahat) unsur P (fosfor), Ca
(kalsium), Mg (magnesuim), dan kahat K (kalium). Akan tetapi, faktor yang
paling dominan penyebab buruknya pertumbuhan tanaman adalah keracunan Al dan
kekurangan unsur P (kahat fosfor).
Pemupukan menggunakan pupuk kandungan
nitrogen (N) dan fosfor (P) tinggi ternyata dapat menurunkan nilai pH sehingga
tanah menjadi asam. Oleh karena itu, penggunaan pupuk kandungan N dan P tinggi
harus diimbangi dengan pengapuran yang tepat.
Penggunaan bahan organik yang belum selesai melapuk
juga dapat menurunkan derajat keasamannya meskipun hanya sementara. Penggunaan bahan organik sebaiknya setelah melapuk
karena dapat meningkatkan nilai pH. Jika menggunakan bahan organik segar,
sebaiknya diberi masa inkubasi yang cukup dengan tanah, berkisar antara 4-6
minggu untuk menghindari reaksi memasamkan tanah. Di daerah pegunungan dengan
suhu rendah, pemberian bahan organik segar terkadang malah diperlukan untuk
meningkatkan suhu tanah.
Nilai pH merupakan ciri kimia tanah, menjadi faktor
sangat penting dalam menentukan kesuburan tanah karena ketersediaan unsur hara
bagi tanaman sangat berkaitan dengan nilai pH. Semakin tinggi nilainya berarti
semakin asam tanah tersebut. Populasi dan kegiatan mikroorganisme di dalam
tanah juga sangat dipengaruhi oleh tingkat keasaman tanah. Pengukuran nilai pH
dapat dengan berbagai cara, yaitu menggunakan kertas lakmus, pH meter dan pH
tester. Hal inilah yang akan dilakukan dalam praktikum ini.
1.2.
Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum ini adalah untuk
mengetahui pH tanah yang terletak di lingkup pertanian dan di sekitar UIN
SUSKA.
II. Tinjauan Pustaka
pH tanah sangat penting untuk di
ketahui karena akan menentukan dapat atau tidak suatu unsur hara dalam tanah di
serap oleh akar. pH antara 0 hingga 7 dan sifat dengan menggunakan skala pH 7
hingga 14. Sebagai contoh, jus jeruk dan air aki mempunyai pH antara 0 hingga
7, sedangkan air laut dan cairan pemutih mempunyai sifat basa (yang juga di
sebut sebagai alkaline) dengan nilai pH 7 – 14. Air murni adalah netral atau
mempunyai nilai pH 7.
pH tanah diperlukan tanaman dalam
jumlah yang sesuai, jika pH tanah semakin tinggi maka unsur hara akan semakin
sulit di serap tanaman, demikian juga sebaliknya jika terlalu rendah ajar juga
akan kesulitan menyerap makanannya yang berada dalam tanah. Akar tanaman akan
mudah menyerap unsur hara atau pupuk yang kita berikan jika pH dalam tanah
sedang-sedang saja (cenderung netral).
Jika pH larutan tanah meningkat
hingga di atas 5,5; Nintrogen ( dalam bentuk nitrat) menjadi tersedia bagi
tanaman. Di sisi laim Pospor akan tersedia bagi tanaman pada pH antara 6,0
hingga 7,0. Beberapa bakteri membantu tanaman mendapatkan N denganmengubah N di
atmosfer menjadi bentuk N yang dapat digunakan oleh tanaman. Bakteri ini hidup
di dalam nodule akar tanaman legume (seperti alfalfa dan kedelai) dan berfungi
secara baik bilamana tanaman dimana bakteri tersebut hidup tumbuh pada tanah
dengan kisaran pH yang sesui. Sebagai contoh kedelai tumbuh dengan baik pada
tanah dengan kisaran pH 6,0 hingga 7,0. Kacang tanah tumbuh dengan baik pada
tanah dengan pH 5,3 hingga 6,6. Banyak tanaman termasuk sayuran, bunga dan
semak-semak serta buah-buahan tergantung dengan pH dan ketersediaan tanah yang
mengandung nutrisi yang cukup. Jika larutan tanah terlalu masam, tanaman tidak
dapat memanfaatkan N, P, K dan zat hara lain yang mereka butuhkan. Pada tanah
masam, tanaman mempunyai kemungkinan yang besar untuk teracuni logam berat yang
pada akhirnya dapat mati karena keracunan tersebut.
III. Materi Dan Metode
3.1. Waktu
dan Tempat
Waktu kegiatan praktikum
ini di laksanakan tanggal 30 April 2014 di depan gedung Almaidah.
3.2. Bahan dan Alat
·
Kertas
Lakmus
·
Air
aqua
·
Gelas
aqua
·
Sendok
teh
·
Sampel
tanah yang di ambil dari lahan yang belum diolah dan sampel tanah dari lahan
yang biasa diolah(cara mengambil sampel tanah: ambil tanah kering dari empat
ujung dan tengah-tengah lahan, campurkan secara merata, jemur beberapa jam
supaya kering. Bertujuan agar tanah yang akan di ukur pHnya merupakan bagian
yang rata dari lahan kita).
3.3. Metode
Praktek
Metode yang di gunakan dalam
praktikum ini adalah metode pengamatan dan observasi. Dalam praktikum
ini hal yang di persiapkan pertama adalah bahan dan alat untuk praktikum.
Kemudian setelah itu ambil sedikit sampel tanah dan air aqua dengan
perbandingan 1 : 1, Masukkan kedalam gelas aqua. Aduk-aduk hingga benar-benar
homogen (merata). Biarkan beberapa menit hingga campuran air dan tanah tadi
memisah (tanah mengendap). Setelah airnya terlihat agak jernih masukkan ujung
kertas lakmus atau pH indikator kedalam campuran tadi ( sekitar satu menit)
tetapi jangan sampai mengenai tanahnya. Tunggu beberapa saat sampai kertas
lakmus atau pH indikator berubah warna. Setelah warnanya sttabil, cocokkan
warna yang di peroleh oleh kertas lakmus atau pH indikator tadi dengan bagan
warna petunjuknya.
VI. Penutup
a. Kesimpulan
Perkembangan dan pertumbuhan tanaman, baik secara
langsung maupun tidak langsung di pengaruhi oleh pH. Pengaruh langsung berupa ion hidrogen sedangkan
pengaruh tidak langsung yaitu tersedianya unsur-unsur hara tertentu dan adanya
unsur beracun.
b. Saran
Sebaiknya praktikum ini dalam
penentuan keasaman tanah di tentukan berapa gramnya. selain itu penggunaannya
jangan hanya menggunakan kertas lakmus saja melainkan menggunakan soil tester
sehingga diharapkan ketika menghitung dengan skala besar dilapangan tidak
merepotkan menggunakan kertas lakmus.
ACARA II
KUALITAS AIR
I.
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Pertumbuhan dan perkembangan
tanaman dapat terganggu jika air yang diserap tanaman memiliki kualitas yang
buruk. Metabolisme pada tumbuhan dapat terganggu, seperti menurunnya laju
fotosintesis sehingga glukosa sebagai hasil fotosintesis tidak dapat diangkut
ke seluruh tubuh tumbuhan (Najiyati dan Danarti, 1998).
Air sangat dibutuhkan oleh
tanaman karena merupakan komponen utama dalam sel-sel untuk menyusun jaringan
tanaman (70-90%), pelarut dan medium reaksi biokimia, medium transport senyawa,
memberikan turgor bagi sel, bahan baku pembentuk klorofil dan menjaga suhu
tanaman supaya konstan (Islami dan Utomo, 1995). Peran air sebagai pelarut
unsur hara di dalam tanah menyebabkan tanaman dapat dengan mudah mengambil hara
tersebut sebagai bahan makanan melalui akar dan sekaligus mengangkut hara
tersebut ke bagian-bagian tanaman yang memerlukan melalui pembuluh xilem.
Karakteristik kimia (pH air)
merupakan indikator yang harus dilihat untuk mengetahui kualitas air
(Wikipedia, 2014). Kondisi pH air yang tidak sesuai sebagai salah satu penyebab
menurunnya metabolisme pada tanaman. Terjadinya penurunan pH air atau air dalam
keadaan masam, tingkat ionisasi meningkat yang indikasinya dapat dilihat pada
peningkatan nilai konduktivitas spesifiknya (Aryanti et al., 2014).
1.2.
Tujuan Praktikum
Tujuan
dari praktikum ini adalah untuk mengetahui kualitas air.
II.
Tinjauan Pustaka
Kehidupan sangat bergantung dari
sifat-sifat air yang unik dibanding liquid yang lain. Sifat-sifat ini berasal
dari struktur dan interaksi molekul air. Air memiliki apa yang dinamakan ikatan
hydrogen yang anehnya cukup kuat. Ikatan ini memberikan air lebih struktur
daripada liquid yang lain dan memberikan kohesi yang tinggi yang membantu
transport tumbuhan. Ikatan ini juga memberikan tegangan permukaan air yang
cukup kuat, dan memberikan bentuk-butir-butir air. Demikian pula air mempunyai
tingkat adhesi yang tinggi dengan kebanyakan material. Imbibisi ( proses
masuknya air ke dalam struktur berpori-pori) membantu penyerapan air ke dalam
biji dan memecahkan kulit biji sehingga biji tersebut dapat tumbuh.
Ikatan hidrogen juga menyebabkan
air mempunyai kapasitas panas yang tinggi sehingga dapat berfungsi sebagai
tempat penampung panas yang efektif. Pada waktu musim panas air menampung panas
dan pada saat musim dingi mengeluarkannya perlahan, sehingga menjaga level
temperature yang stabil penting bagi iklim dan kehidupan. Air juga memerlukan
energy yang banyak untuk menguap sehingga memoderasi panas dari matahari,
menjaga temperature ekosistem air dan menjaga temperature organisme dan akses
panas.
Air juga mempunyai sifat anomali,
yaitu mengembang ketika didinginkan kurang dari 4 derajat. Hal ini terjadi
karena perubahan struktur air menjadi tetrahedral. Hal ini menjaga air di
kedalaman menjadi beku. Karena berat jenis es lebih ringan, es terbentuk
permukaan dulu. Ketika air membeku, panas dibebaskan ke lapisan bawahnya dan
mengisolasinya. Hal ini juga membuat transisi antara musim tidak terjadi dengan
tiba-tiba. Air bersifat polar sehingga melarutkan kebanyakan molekul ionik
seperti mineral. Air digunakan untuk mandi, mencuci dan oleh tanaman digunakan
sebagai alat transport mineral. Seperti juga air system biologi kebanyakan
berada dalam pH netral, dan sebagai buffer air menjaga keseimbangan pH
tersebut, yang sangat penting bagi proses-proses di dalam sel (Aryanti, 2014).
III.
Materi Dan Metode
3.1.
Waktu dan Tempat
Kegiatan praktikum dilaksanakan
di gedung Almaidah Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri
Sultan Syarif Kasim Riau. Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 30 April 2014.
3.2.
Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan
pada praktikum ini adalah 2 buah botol kosong, sampel air yang berasal dari
lahan gambut dan air sumur dan kertas lakmus.
3.3.
Metode Praktikum
·
Ambil contoh air dari sumber yang berbeda dengan
menggunakan botol kosong.
·
Masukkan kertas lakmus kedalam contoh air, perhatikan
perubahan yang terjadi.
·
Cocokkan warna yang di peroleh oleh kertas lakmus atau pH
indikator tadi dengan warna petunjuknya.
·
Amati perubahan pada kedua air dari sumber yang berbeda
tersebut kemudian catat hasilnya.
V. Penutup
a.
Kesimpulan
Keasaman
pada air dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan, misalnya pada pemberian
pupuk dolomit disekitarnya selain itu, semakin rendah pH (keasaman tinggi) maka akan
menyebabkan penurunan oksigen terlarut dalam air. apabila CO2
terlarut tinggi pada maka pH cenderung rendah dan kandungan oksigen juga
rendah.
b.
Saran
Keefisienan
menggunakan kertas lakmus kurang maksimal diharapkan penggunaan pH meter khusus
untuk menghitung keasaman air / pH digital, sehingga memudahkan mahasiswa dalam
melihat parameter keasamannya tersebut.
ACARA
III
AIR
KAPASITAS LAPANG
I.
Pendahuluan
1.1.
Latar Belakang
Tanah merupakan media yang penting
bagi tumbuhnya tumbuhan. Hal ini disebabkan karena tanah di samping sebagai
bahan penyangga untuk berdirinya tumbuhan, tanah juga merupakan sumber mineral
dan air bagi tumbuhan di atasnya. Sedangkan air merupakan salah satu komponen
penting dalam tanah yang dapat menentukan suatu tumbuhan dapat hidup atau
tidak. Hubungan antara tanah dan air dapat diukur dengan berbagai parameter.
Percobaan berikut adalah cara yang dapat digunakan untuk mengetahui hubungan
tanah, air dan tanaman.
Tanah mempunyai kapasitas lapang
apabila tanah kering yang dibasahi dengan air sampai air yang membasahi tanah
tersebut bergerak kapiler dan gaya gravitasinya tidak mampu lagi menurunkan air
itu lebih lanjut. Pengukuran kapasitas lapang secara lebih teliti dengan
memasukkan tipe tanah yang diukur kapasitasnya ke dalam suatu tabung gelas
silinder. Tanah yang hendak diukur kapasitas lapangnya terlebih dahulu
dikeringkan dan dihaluskan sampai terurai menjadi partikel menjadi partikel
kecil kemudian di atas tanah tadi dituangkan sejumlah air dan membiarkannya
meresap turun ke dalam tabung dan diusahakan ada penguapan air pada permukaan
atas tanah. Membiarkan sampai 2 – 3 hari sampai air tidak bergerak lagi ke
bawah yang berarti gerak kapiler dan saya gravitasinya tidak mampu lagi menarik
air tadi lebih jauh ke bawah (berhenti). Apabila bagian tanah yang basah
ditimbang kemudian dikeringkan dengan oven maka setelah itu baru dapat diukur
kadar airnya yang merupakan kadar air pada kapasitas lapang.
1.2.
Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum kali ini
adalah untuk mengetahui jumlah air pada kapasitas lapang.
II.
Tinjauan Pustaka
Ketersediaan air tanah merupakan
salah satu faktor yang penting dalam mendukung produktivitas pertanian. Dalam
satu pengelolahan lahan pertanian kebutuhan ait tanah dari tiap tanaman secara
umum berbeda-beda mulai dari tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan
kehutanan. Oleh karena itu kita perlu mengetahui kandungan air tanah suatu
lahan, agar lahan yang digunakan kekurangan air tanah atau tanahnya jenuh yang
akan mengurangi produktivitas pertanian. Dalam menukur pendugaan air tanah ada
beberapa aspek yang harus diukur atau diperkirakan mulai dari lahan, tekstur
tanah, struktur tanah, kedalaman tanah, kapasitas lapang, titik layu permanen,
distribusi hujan daerah tersebut, temperature dan lain sebagainya.
Kapasitas lapang adalah persentase
kelembapan yang ditahan oleh tanah sesudah terjadinya drainase dan kecepatan
gerakaan air ke bawah menjadi sangat lambat. Keadaan ini terjadi 2-3 hari
sesudah hujan jatuh yaitu bila tanah cukup mudah ditembus oleh air, textur dan
struktur tanahmya uniform dan pori-pori tanah belum semua terisi oleh air dan
temperature yang cukup tinggi. Kelembapan pada saat ini berada di antara 5-40
%. Selama air di dalam tanah masih lebih tinggi dari pada kapasitas lapang maka
tanah akan tetap lembab, ini disebabkan air kapiler selalu dapat mengganti
kehilangan air karena proses evaporasi. Bila kelembapan tanah turun sampai di
bawah kapasitas lapang maka air menjadi tidak mobile. Akar-akar akan membentuk
cabang-cabang yang lebih banyak, pemanjangan lebih cepat untuk mendapatkan
suatu air bagi kinsumsinya. Oleh karena itu akar-akar tanaman yang tumbuh pada
tanah-tanah yang kandungan air di bawah kapasitas lapang akan selalu bercabang-
cabang dengan hebat sekali. Kapasitas lapang sangat penting pula artinya karena
dapat menunjukkan kandungan maksimum dari tanah dan dapat menentukan jumlah air
pengairan yang diperlukan untuk membasahi tanah sampai lapisan di bawahnya.
Kondisi ini tergantung dari tekstur lapis menaikkan kelembapan 1 feet tanah
kering sampai kapasitas lapang diperlukan air pengairan sebesar 0.5-3 inches.
III.
Materi Dan Metode
3.1.
Waktu dan Tempat
Waktu praktikum dilaksanakan pada
bulan mei 2014. Tempat pelaksanaan praktikum di Universitas Islam Negari Sultan
Syarif Kasim Riau Pekanbaru, Yang terlekat di Jl. H.R.Soebrantas No. 155 KM. 15
Simpang Baru Panam Pekanbaru, Provinsi Riau.
3.2. Bahan dan Alat
1. tanah lapisan top soil
2. air secukupnya
3. polybag ukuran 2.5 kg
4. cangkul
5. gelas ukur
6. peralatan tulis
3.3. Metoda Kerja
·
masukkan
tanah top soil yang sudah digemburkan kedalam polybag ukuran 2.5
·
Siram
dengan air sampai kondisi kapasitas lapang (tidak ada air yang turun ke bawah
lagi) dengan menggunakan gelas ukur hitung
berapa jumlah air (ml) yang terpakai
V. Penutup
a. Kesimpulan
Pengaruh
kapasitas lapang pada air di polibag sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanman
jagung.Semakin tinggi Kadar Air Lapang Tanah maka kandungan organik dari tanah
tersebut semakin besar.Jika tanah di jenuhkan kandungan air yang mengisi pori
tanah air akan menjadi lebih besar, sehingga Kadar Air Kapasitas Lapang pada
saat tanah di jenuhkan persentasenya akan lebih besar di banding dengan pada
saat mengambil sampel tanah dari lapangan.
b.
Saran
Diharapkan
penggunaan pupuk dengan jenis berbeda sehingga diharapkan adanya pengaruh
kapasitas lapang yang berbeda pada tanaman.
ACARA IV
HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN
I.
Pendahuluan
1.1.
Latar belakang
Air merupakan sumber kehidupan, tanpa air tidak ada
makhluk yang dapat hidup. Begitu juga tanaman, salah satu unsur terbesar
tanaman adalah air yaitu berkisar anatara 90% untuk tanaman muda, sampai kurang
dari 10% untuk padi-padian yang menua, sedangkan tanaman yang mengandung
minyak, kandungan airnya sangat sedikit. penyiraman harus dilakukan teratur
agar tidak kekurangan. Jika tidak disiram, tanaman akan mati kekeringan. Air
merupakan bahan untuk fotosintesis, tetapi hanya 0,1% dari total air yang digunakan
untuk fotosintesis. Air yang digunakan untuk transpirasi tanaman sebanyak 99 %,
dan yang digunakan untuk hidrasi 1%, termasuk untuk memelihara dan menyebabkan
pertumbuhan yang lebih baik. Selama pertumbuhan tanaman membutuhkan sejumlah
air yang tepat. Kuantitas air yang dibutuhkan oleh
tanaman sangat berbeda-beda sesuai dengan jenis dan lingkungan dimana tumbuhan
itu hidup. Tanaman herba menyerap air lebih banyak dibandingkan tanaman perdu.
Tumbuhan golongan efemera yang hidup di daerah gurun, akan memanfaatkan hujan
yang datang sekali dalam setahun untuk mulai hidup dan berkecambah, berbunga,
berbuah dan mati sebelum air yang ada dalam tanah habis. Pertumbuhan yang cepat
dan pendeknya umur tanaman tersebut merupakan suatu usaha untuk menghindari
diri dari kekurangan air yang menimpanya (Dwijoseputro, 1985).
Air merupakan reagen yang penting dalam proses-proses
fotosintesa dan dalam proses-proses hidrolik. Disamping itu juga merupakan
pelarut dari garam-garam, gas-gas dan material-material yang bergerak kedalam
tumbuh tumbuhan, melalui dinding sel dan jaringan esensial untuk menjamin
adanya turgiditas, pertumbuhan sel, stabilitas bentuk daun, proses membuk dan
menutupnya stomata, kelangsungan gerak struktur tumbuh-tumbuhan . Kekurangan
air akan mengganggu aktifitas fisiologis maupun morfologis, sehingga
mengakibatkan terhentinya pertumbuhan. Defisiensi air yang terusmenerus akan
menyebabkan perubahan irreversibel (tidak dapat balik) dan pada gilirannya
tanaman akan mati.
Fungsi
lain dari air adalah menjaga turgiditas yang penting bagi perbesaran sel dan
pertumbuhan, serta membentuk tanaman herba. Turgor penting dalam membuka dan
menutupnya stomata, Pergerakan daun dan pergerakan korola bunga dan terutama
dalam variasi struktur tanaman. Kekurangan air dalam jumlah yang besar
menyebabkan kurangnya tekanan turgor pada/ dalam tumbuhan.
1.2.
Tujuan Pratikum
Tujuan dari pratikum ini adalah
untuk mengetahui seberapa jauh hubungan ketersediaan air terhadap pertumbuhan
tanaman.
II. Tinjauan Pustaka
Pemasukan
air dari dalam tanah ke dalam jaringan tanaman melalui sel-sel akar secara
difusi dan osmosis. Dengan masuknya air melalui sel akan tentulah akan terbawa
ion-ion yang terdapat di dalam tanah karena larutan tanah mengandung ion
(Dwijoseputro, 1985). Di dalam tanah, air berada di dalam ruang pori diantara
padatan tanah. Jika tanah dalam keadaan jenuh air, semua ruang pori tanah
terisi oleh air. Dalam keadaan ini jumlah air yang disimpan di
dalam tanah, jadi merupakan jumlah air maksimum disebut Kapasitas Penyimpanan Air
Maksimum. Selanjutnya, jika tanah dibiarkan mengalami pengeringan, sebagian
ruang pori akan terisi udara dan sebagian lainnya terisi air. Dalam keadaan ini
tanah dikatakan tidak jenuh (Islami, 1995).
Pada
tumbuhan, kohesi yang terjadi karena adanya ikatan hidrogen berperan pada
pengangkutan (transpor) air yang melawan gravitasi. Air mencapai daun melalui
pembuluh-pembuluh mikroskopik yang menjulur ke atas dari akar. Air yang menguap
dari daun digantikan oleh air dari pembuluh dalam urat daun. Ikatan hidrogen
menyebabkan molekul air yang keluar dari urat daun dapat menarik molekul air
yang berada lebih jauh dalam pembuluh, dan tarikan ke depan tersebut akan terus
ditransmisi sepanjang pembuluh sampai ke akar. Adhesi, melekatnya satu zat pada
zat lain, juga berperan. Adhesi air pada dinding pembuluh membantu melawan
gravitasi (Campbell, 2002).
Akar
mengabsorbsi air dengan cara osmosis. Oleh karena itu absorbsi air oleh tanaman
mungkin dilakukan dengan mengendalikan potencial air larutan dimana akar itu
berada. Jika potencial osmotik larutan luar lebih rendah dari potensial osmotik
sel-sel akar, maka air dapat masuk dari larutan luar ke dalam sistem akar.
Dengan meningkatnya konsentrasi zat-zat terlarut maka masuknya air ke dalam
akar akan menjadi lebih lambat sampai arah pergerakan air mungkin akan tebalik
(Tim Fisiologi Tumbuhan, 2008). Potensial air suatu sistem menunjukkan
kemampuannya untuk melakukan kerja dibandingkan dengan kemampuan sejumlah murni
yang setara, pada tekanan atmosfer dan pada suhu yang sama. Potensial osmotik
larutan bernilai negatif, karena air pelarut dalam larutan itu melakukan kerja
kurang dari air murni. Kalau tekanan pada larutan meningkat, kemampuan larutan
untuk melakukan kerja (jadi, potensial-air larutan) juga meningkat (Salisbury,
1995).
III. MATERI
DAN METODE
3.1. Waktu
Dan Tempat
kegiatan praktikum
ini di laksanakan tanggal 7-28 Mei 2014 di depan gedung Almaidah.
3.2.
Bahan Dan Alat
·
Tanah
lapisan top soil
·
Air
kapasitas lapang, ½ kapasitas lapang, 1/3 kapasitas lapang, 0 kapasitas lapang
·
Polybag
ukuran 2,5 kg
·
Pupuk
kandang/ kompos 50 gram/polibag
·
Benih
jagung
·
Cangkul
·
Gelas
ukur
·
Timbangan
·
Penggaris/meteran
·
Peralatan
tulis
3.3.
Metode Pratikum
·
Masukkan
tanah top soil yang sudah digemburkan kedalam polybag
·
Tanam
3 benih jagung setiap satu polybag
·
Siram
tanaman setiap hari pada pagi dan sore hari sesuai dengan perlakuan yaitu air
kapasitas lapang, ½ kapasitas lapang, 1/3 kapasitas lapang, 0 kapasitas lapang
(masing-masing perlakuan dibadi 2 untuk pagi dan sore hari)
·
Buat
masing-masing perlakuan 3 ulangan
·
Amati
pertumbuhannya selama tiga minggi setelah tanam
VI. PENUTUP
a.
Kesimpulan
Dari
praktikum yang dilakukan yakni dengan kapasitas lapang penuh 300 ml
menghasilkan tanaman yang tumbuh dengan baik, yakni tinggi tanaman, jumlah daun,
dan jumlah akar memperlihatkan pertumbuhan yang nyata.
b.
Saran
Penggunaan
tanaman yang berbeda diharapkan akan dapat menghasilkan hasil yang berbeda
pula. Sehingga dapat memperbanyak literatur pendukung dalam penelitian
keepannya.
Daftar Pustaka
Aryanti, E.,
Oksana., & Saragih, R. (2014). Buku
Penuntun Praktikum Hidrologi Pertanian. Pekanbaru.11 Hlm.
Campbell,
D. 2002. Efek Mozart. PT.Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Dwidjoseputro, D.
1985. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia. Jakarta.-
kapasitas-lapang/ ( diakses 3 Juni
2014).
Hanifiah,kemas
ali. 2009.Dasar-dasar ilmu tanah..Jakarta:PT
Raja Grafindo Persada.
http://
tanijogonegoro.pH Tanah. Di akses 3 Juni 2014.
Islami, T dan Utomo, W. H. 1995. Hubungan Tanah, Air dan
Tanaman. IKIP Semarang Press. Semarang. 245 Hlm.
Najiyati, S., dan Danarti, 1997. Budidaya Kopi dan Pengolahan Pasca Panen. Penebar Swadaya. Jakarta.
203 Hlm.
Salisbury dan Ross.1995. Fisiologi Tumbuhan. ITB. Bandung.
Wikipedia Bahasa Indonesia. 2014. Kualitas Air. http://id.wikipedia.org /wiki/Kualitas_air.
Diakses 3 Juni
2014.
Lampiran
Ikatan hidrogen juga menyebabkan air mempunyai kapasitas panas yang tinggi sehingga dapat berfungsi sebagai tempat penampung panas yang efektif. Pada waktu musim panas air menampung panas dan pada saat musim dingi mengeluarkannya perlahan, sehingga menjaga level temperature yang stabil penting bagi iklim dan kehidupan. Air juga memerlukan energy yang banyak untuk menguap sehingga memoderasi panas dari matahari, menjaga temperature ekosistem air dan menjaga temperature organisme dan akses panas.
BalasHapus